Saturday, June 04, 2011

Parkit kecil

Sepucuk surat untuk parkit kecilku


Dengan senyum kebahagiaan ku tuliskan surat ini untukmu… sekedar menanyakan apa kabarmu? Apakah terbangmu sudah jauh sekarang? …. Bagaimana dengan nyanyian kicau mu, semakin merdukah lagunya?...

Meski jauh bukan berarti aku tidak "mengamatimu" wahai adikku… Tiap hembusan doa selalu terlibas semoga dirimu semakin kuat disana, dan bisa hidup dengan baik, maafkan kesalahanku, maafkan kesalahan mereka yang menyakitimu… yakinlah dengan itu hidupmu akan lebih baik.

Adikku … , Hidup terlalu singkat untuk kau urai dengan kepahitan… Apakah luka sayatan disayapmu telah pulih? Apakah dendam itu masih membara dimatamu?...

Aku paham sakitmu, percayakah kau, dahulu didadaku pernah tertancap panah dari seorang wanita pemburu… panah itu menusuk dalam hingga aku tak bisa bernafas dan jatuh terjerembab jauh kebawah……… yah benar-benar jatuh dari terbangku yang tinggi , darahku mengalir deras hingga tak mampu lagi aku membuka mata.

Saat itu aku marah pada dunia, aku membenci alam semesta, aku ingin mencabik-cabik pemburu wanita itu dengan paruh dan cakarku sendiri… Mataku memerah setiap kali mengingat hal itu, nafasku memburu setiap kali kulihat bekas panah di dadaku… Iya AKU MARAH…. Dengan segenap hati kuberkata ini tidak adil, aku tidak bersalah…. Aku teraniaya…. Aku mendendam….
Kini ku bertanya padamu, pernahkan kau merasakan itu? Kesakitan itu? Kematian Jiwa sesaat di dunia ini? … Jika iya jika memang kau sedang merasakan kemarahan itu… Saat ini dengan bijak kubisikkan padamu… LEPASKANLAH…

Lepaskan belenggu marahmu pada dunia, jika ingin menangis menangislah, waktu akan menyembuhkan lukamu… Alur kehidupan memang telah digariskan, mendendam dan menahan rasa sakit hati itu hanya akan membutakan matamu terhadap indahnya dunia ini.
Sadarkah kau disetiap pagi mentari menyapamu, mengajakmu bersinar… dan didetik berikutnya bisa saja kematian menjemputmu.. bahkan ketika waktumu tiba tidak ada yang bisa menolongmu…
Hidup itu singkat, yah sangat singkat, maka apakah kau ingin mengisinya dengan menangisi sayapmu yang kini telah pulih? …. Maka apakah kau ingin mengisi hidup ini dengan terbang mencari sang elang untuk membuat perhitungan dengannya? …. Apa itu pilihanmu???
Ataukah kini kau memilih untuk memperindah sayapmu untuk keluarga, sahabat dan dunia? Menebar senyum dan nyanyian merdu untuk alam? Serta terbang tenang menghiasi angkasa diwaktu kita yang sempit ini?

Adikku…. Kita memang bukan elang atau garuda atau rajawali yang gagah perkasa melintasi dunia… dan sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi seperti itu… Aku paham dari lukaku, aku paham dari kisah hidupku, bahwa menjadi diri sendiri sangatlah indah, menjadi yang TERBAIK dengan cara yang BAIK, maka dunia akan memunculkan KEBAIKAN untuk kita….

Aku bukan pahlawan, aku bukan burung yang sempurna…. Tapi satu hal yang pasti aku bukanlah penjahat, aku berjalan dengan jalan yang lurus dan terbang tinggi meski dengan cacat didada dan sayapku… Aku akan menjadi sosok yang baik, sosok yang bisa kau banggakan…
Kelak jika aku pergi mendahuluimu maka kau harus tersenyum dan menceritakan kisahku dan kisahmu untuk mereka… Maafkan aku… Berjanjilah kau akan terbang tinggi menggapai mimpimu dan hiduplah dengan baik… Mulai sekarang mulai dari kau mengakhiri membaca surat ini…

Berjanjilah Adikku, kini kau akan hidup dengan baik dan ikhlas bernyanyi untuk dunia…. Doaku bersamamu, dan kuharap kau pun selalu mendoakan yang terbaik untukku…

(Teruntuk parkit kecil)
*

serenity comes when you trade expectations for acceptance.. Wise word that makes me live on until now..

No comments: